Setinggi Bintang



          Terik matahari terasa sangat menyengat di hari senin, di bawah teriknya matahari terlihat pada siswa dan siswi yang ikut upacara mengeluh karna panasnya matahari, bahkan siswa tersebut ada yang pingsan.

          Anak PMR berlari sa,bil membawa tandu untuk mengangkat siswi yang pingsan dan kemudian di bawa ke UKS. Pukul 08.45 akhirnya upacara selesaidan para siswa/siswi lain berhamburan sambil bersorak menuju ke kelasnya masing-masing untuk memulai pembelajaran.

          Di kelas XII Akuntansi 2 kini semua memulai aktivitasnya masing-masing, ada yang mengipasi dirinya menggunakan buku, bermain game, minum, dan bahkan berdandan.

          “Huftt… Mengapa di luar panas sekali, cuacanya bahkan tidak mendukung” Ucap salah satu siswa yang duduk paling depan sambil mengipasi dirinya, sebut saja Tika. “Aku benci terik matahari, membuat kulit ku terbakar saja” lanjutnya . “Sudahlah Namanya juga kita upacara, tujuannya kan untuk mengenang jasa pahlawan” Teman yang duduk disamping menenangkan, agar Tika berhenti ngerocos karena panas matahari, Namanya adalah Zaira.

          “Lah pada dasarnya kan kamu memang suka upacara”  bukan Tika yang menjawab akan tetapu siswi yang duduk paling belakang, Namanya Laila, cewek yang paling cerewet itu bercermin dan melanjutkan perkatannya “Soalnya kamu bisa lihat orang yang kamu kagumi, ya walaupun dari kejauha karna beda jurusan”. “Iya juga yah. Hahaha” Jawab Zaira sambil tertawa. Tika pun menghela nafas dan berkata “huft… Dasar”.

          Tak lama kemudian guru yang mengajar pun datang dan proses belajar mengajar pun di mulai dengan tenang.

Kring !!!...

Bel tanda istriahat pun berbunyi, para siswa berbondong-bondong menuju surga dunia mereka atau sebut saja kantin. Termasuk Zaira dan Laila. “Ada apa?” Tanya Laila. “itu loh, bukannya itu orang yang Zaira kagumi” tunjuk Tika pada siswa laki-laki yang sedang berjalan menuju kantin. “Eh iya juga ya. Zaira itu kan orangnya?” tanya Laila. Zaira hanya mengangguk lalu menunduk. “kenapa kamu nggak deketin aja Zaira, padahal setauku kamu sudah lama mengaguminya” tanya Laila. “Aku nggak berani, lagi pulakan aku malu” Jawab Zaira “Kalau aku jadi kamu pasti bakal aku deketin, lagi pula kan dia terlihat manis kalo tersenyum, yah walaupun terkihat garang sih…hehe ucap Laila sambil cengengesan. Tika menyentil menyentil kening Laila dan berkata “Dasar genit, sudahlah ayo kita ke kantin” Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kantin dan kemudian Kembali ke kelas.

          Tak terasa hari kelulusan pun tiba, siswa dan siswi merayakan hari kelulusan mereka dengan bergembira sambil berfoto untuk mengingat segaa kengan mereka, Tidak terkecuali Zaira, Zaira bahkan rasanya tak rela untuk berpisah dengan teman-temannya apalagi dia mungkin tidak akan pernah bertemu dengan orang yag dia kagumi.

          Zaira kemudian pergi ke taman dan menyendiri sambil memikirkan orang yang ia kagumi tersebut. Tiba-tiba datanglah dua orang temannya, siapa lagi kalua bukan Lail dan Tika. “Hai  Zaira, kamu pasti memikirkan orang tersebut kan, sudahlah mungkin bukan dia yang terbaik untukmu” Ucap Tika. “Bukan dia yang tidak bik untukku, tetapi bukan aku yang baik untuknya, seperti bintang di langit, terlihat namun sulit untuk di gapai” jawab Zaira sambil menunduk. “Sudahlah, kan masih ada kita berdu disini, Ayo tersenyum Zaira” Hibur Laila sambil memnunjukan wajah dan tingkah konyolnya.

          Zaira pun tersenyum melihat tingkah Laila ‘Nah gitu dong” Ucap Tika. Mereka Pun berpelukan sambil tertawa Bahagia.

End.

Kesimpulan : Semua bukan tentang berapa lama engkau mengaguminya, tetapi rasa ikhlas untuk melepaskannya. Dan jangan lupa sahabat setia akan mendukung dan menjadi support system terbaik bagimu .