MENGENANG PENJELAJAHAN VOYAGER DI ALAM SEMESTA
Apa yang terpikirkan saat mendengar 'alam semesta'?
Kita akan membayangkan betapa luasnya alam semesta dan betapa kecilnya bumi!
Namun pernahkah tahu kalau manusia sudah menorehkan prestasi gemilang dalam
eksplorasi antariksa terjauh dan terlama dalam sejarah umat manusia? Menembus
miliaran kilometer? Ya, itulah misi 'Voyager' oleh badan antariksa NASA
(Amerika Serikat) pada tahun 1977 lalu. Terdengar mimpi? Oh, tidak sesederhana
yang dipikirkan! Ilmuwan punya cara tersendiri untuk mengatasinya!
Let's check!
(foto voyager 1)
1. Rencana Dadakan
Pada tahun 1960-an, ada rencana untuk mempelajari
planet-planet luar yang direncanakan akan meluncur pada tahun 1970-an.
Sebenarnya, program Voyager adalah bagian dari "Mariner 11" dari
program Mariner. Namun karena pemotongan anggaran, misi akhirnya direncanakan
untuk terbang lintas planet Jupiter dan Saturnus. Selang beberapa waktu,
akhirnya misi ini berubah nama menjadi "Voyager" karena memiliki
desain yang berbeda dengan Program Mariner lainnya.
Misi ini dibilang NASA sebagai misi era
"Post-Apollo" yang memang direncanakan lebih awal. Di kalangan
internal sempat merevisi program ini lantaran pemotongan anggaran di tahun 1971
karena beban misi Apollo. Dari rencana empat peluncuran wahana antariksa
dipangkas menjadi dua saja. Rencana awal sebenarnya Pluto dimasukkan sebagai
destinasi meskipun akhirnya batal. (Note: Pluto sudah dikunjungi oleh wahana
New Horizons di tahun 2015)
Dalam analisis ilmuwan, misi "Grand Tour"
ini melihat bahwa posisi planet luar akan memungkinkan melakukan misi
antarplanet dengan memanfaatkan bantuan gravitasi planet besar (Jupiter dan
Saturnus) di sekitar tahun 1976-1980. (Untuk trayektori, silakan lihat gambar
atau bisa lakukan simulasi di aplikasi tertentu)
Misi utama Voyager 1 adalah untuk mengeksplorasi
Jupiter, Saturnus, dan bulan Saturnus, Titan. Sementara itu, Voyager 2 juga
mengeksplorasi Jupiter dan Saturnus, tetapi ada opsi untuk dilanjutkan ke
Uranus and Neptunus, atau difokuskan ke Titan sebagai back-up untuk Voyager 1.
Kesuksesan Voyager 1 membuat Voyager 2 mendapat perpanjangan misi ke Uranus and
Neptunus.
Voyager memiliki instrumen kamera multispektrum,
antena parabola, thruster hidrazin, magnetometer, Digital Tape Recorder, power
RTG plutonium yang memberi daya 470 Watt, Radio Science System, spektrometer,
alat pengukuran partikel bermuatan dan sinar kosmis, gelombang plasma,
planetary radio system, dan fotopolarimeter. (Untuk memahami instrumen ini,
silakan bisa baca referensi di jurnal-jurnal)
Dari berbagai masalah yang mendera rencana empat
misi di awal hingga terpotong menjadi dua misi wahana antariksa, hanya butuh
tidak sampai satu dekade pengembangan wahana ini selesai dibuat.
2. Akhirnya Pergi dari Bumi!
Setelah mengalami drama fiskal yang sedikit
menjengkelkan, pada akhirnya wahana antariksa ini meluncur.
Voyager 2 diluncurkan pada 20 Agustus 1977 dan
Voyager 2 diluncurkan 16 hari setelahnya di tanggal 5 September 1977.
Perbedaannya adalah Voyager 2 memiliki kecepatan yang lebih lambat dibanding
Voyager 1 karena hanya ditujukan untuk mempelajari planet-planet di tata surya
secara lintas terbang (fly-by). Sementara itu, Voyager 1 di-set memiliki
kecepatan yang lebih cepat dibandingkan saudaranya untuk mencapai antarbintang.
Keduanya meluncur dari Kennedy Space Center di Cape
Canaveral, Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Titan Centaur. Selang
beberapa saat meninggalkan bumi, Voyager 1 mengambil foto bumi dan bulan dalam
fase sabit.
Voyager 2 yang meluncur lebih dulu memiliki rencana
lintasan (trajectory) bumi-Jupiter-Saturnus-Uranus-Neptunus-sabuk kuiper-ruang
antarbintang. Sementara itu, Voyager 1 yang meluncur dua minggu kemudian
memiliki lintasan yang sama, namun tanpa melintasi Uranus dan Neptunus sehingga
lebih cepat mendahului saudaranya.
Pada tanggal 10 Desember 1977, Voyager 2 berhasil
memasuki sabuk asteroid disusul Voyager 1 pada hari yang sama. Pada 19 Desember
1977, Voyager 1 menyalip Voyager 2 dan meninggalkannya.
3. Sambutan Raksasa Jupiter
Voyager 1 yang lebih dulu sampai Jupiter pada bulan
Januari 1979 langsung melakukan observasi pada sistem Jupiter. Voyager 1
memotret Jupiter, badai merah besar seukuran dua kali bumi, dan bulan-bulannya.
Foto-foto ciamik berhasil diambil dan menemukan cincin Jupiter serta menemukan lusinan
anak-anak Jupiter (satelit) selain empat satelit besar Io, Europa, Ganymede,
dan Callisto. Voyager 1 melihat jejak vulkanisme pada Io yang sedang erupsi
hingga melontarkan material setinggi ratusan kilometer dan menghujani atmosfer
Jupiter. Selain itu, bulan-bulan es Jupiter diperkirakan memiliki samudera
dibawah lapisan es-nya seperti Europa.
Selama empat bulan Voyager 1 mengobservasi Jupiter
sebelum akhirnya mengucap selamat tinggal pada keluarga Jupiter untuk
selamanya.
Sementara itu, Jupiter kembali kedatangan tamu
Voyager 2 pada April 1979 dan melakukan hal yang sama seperti saudaranya.
Selama empat bulan bersua dengan keluarga Jupiter sebelum akhirnya terpaksa
meninggalkannya di bulan Agustus 1979.
4. Melintasi si Cantik Saturnus
Voyager 1 bersua dengan sebuah keluarga baru,
Saturnus yang terkenal dengan cincin besarnya pada November 1980. Voyager 1
menemukan cincin-cincin Saturnus baru yang kompleks serta mengobservasi Titan
beserta atmosfer yang kaya dengan senyawa organik. Selain itu, penemuan dunia
es seperti Enceladus, Rhea, Dione, Tethys, dan lusinan satelit kecil lainnya
menambah kekayaan dan perspektif baru bahwa kebanyakan benda langit berupa es
seperti satelit Jupiter dan Saturnus.
5. Maaf, Kita Beda Tujuan
Sementara itu, Voyager 2 baru mencapai orbit
Saturnus pada Agustus 1981, atau lebih telat setengah tahun lebih dibanding
Voyager 1. Wahana antariksa ini kembali melakukan hal yang sama seperti
saudaranya, mengambil foto-foto dan mengobservasi sistem Saturnus dengan
instrumen ilmiahnya.
Pada akhirnya, Voyager 2 memutuskan mengambil jalan
yang berbeda dengan kakaknya yang sudah jauh di depan sana. Masih ada tugas
darinya, yaitu pergi menemui Uranus dan Neptunus yang tampak hampir sejajar
posisinya. Bye-bye Saturnus!
6. Bersua dengan Dua Kembar Uranus-Neptunus
Meski beda tujuan, Voyager 2 melintasi selama
bertahun-tahun demi menemui dua keluarga di tata surya ini.
Setelah sendirian melintasi sejauh dua kali jarak
bumi-saturnus, akhirnya pada bulan Januari 1985 sampai di orbit Uranus yang
berwarna seperti telur bebek. Observasi dilakukan dan pemotretan sana-sini
membuat sejarah baru karena belum ada wahana antariksa lain yang mengunjungi
sistem Uranus hingga saat ini. Satelit-satelit besar seperti Miranda, Ariel,
Umbriel, Titania, dan Oberon tampaknya juga sama seperti bulan-bulan
Satunus-Jupiter. Sementara itu, sebanyak 11 satelit kecil ditemukan. Penemuan
lainnya adalah Uranus juga memiliki cincin tipis yang cukup susah diamati dari
bumi sekalipun menggunakan teleskop.
Dua bulan berikutnya, Voyager 2 kembali meneruskan
perjalanannya menuju titik kecil biru di kejauhan sana. Dari jarak ribuan juta
kilometer, Voyager masih sehat dan sanggup meneruskan misi "Grand
Tour" ini.
Setelah puas melintasi orbit Uranus, tiga tahun
lamanya Voyager berharap bertemu dengan planet biru besar Neptunus.
Pada Agustus 1989, Voyager 2 tiba di sistem
Neptunus, planet terakhir dalam tata surya setelah IAU tidak menyertakan Pluto
sebagai planet (besar) di tahun 2006.
Observasi Neptunus menghasilkan penemuan bahwa
terdapat badai hitam gelap di planet itu. Selama dalam lintas terbangnya,
Voyager 2 menemukan 6 satelit kecil baru dan sebuah sistem cincin tipis yang
mengelilinginya.
Pada Oktober 1989, Voyager 2 keluar dari orbit
Neptunus dan menuju ruang antarbintang tanpa harapan akan kembali.
7. Bye-Bye Tata Surya!
Voyager 1 dan Voyager 2 sukses melakukan misi
"Grand Tour" dan terbang keluar dari sistem tata surya dan memasuki
sabuk Kuiper, sebuah wilayah di luar orbit Neptunus.
Foto terakhir dari misi lintas terbang antarplanet
ini akhirnya ditutup dengan sebuah foto dari Voyager 1 dengan mengambil foto
keluarga tata surya dari jarak 6 miliar kilometer (40.5 SA). Dari jarak itu,
planet-planet hanya tampak seperti titik-titik kecil di tengah sorot sinar
matahari. Foto itu dinamakan "Family Portrait". Ada enam planet yang
tampak dari foto itu, yaitu Venus, bumi, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus. Merkurius tidak tampak karena posisinya terlalu dekat dengan
matahari, sementara posisi planet mars tidak memungkinkan untuk dideteksi dari
kamera Voyager 2.
Dari foto itu, bumi disebut oleh Carl Sagan dengan
sebutan "Pale Blue Dot", sebuah titik biru pucat. Foto ini memberikan
perspektif lain tentang bagaimana tempat hidup manusia di alam semesta.
Voyager 1 dan Voyager 2 melanjutkan pengembaraannya
ke bintang lain yang akan memakan waktu ribuan, bahkan jutaan tahun dan entah
akan berlabuh di mana.
Namun, sebuah pesan untuk alam semesta dibawa oleh
misi ini.
8. Oleh-Oleh untuk Alam Semesta
Misi Voyager membawa plakat dan recorder yang
berjudul "The Sounds of Earth" yang berisikan suara-suara dari alam,
seperti suara hewan, petir, traktor, suara anak-anak, nyanyian, sapaan 55
bahasa, dan beberapa konten lainnya. Salah satu lagu terdapat nyanyian
berbahasa Indonesia berjudul "Ketawang: Puspåwårnå" oleh K.R.T.
Wasitodipuro.
Piringan berwarna emas "Voyager Golden
Record" ini ditujukan sebagai pesan manusia bumi kepada alam semesta—yang
mungkin suatu saat bakal ditemukan oleh peradaban lain (jika memang ada).
Sekian, Voyager masih setia dengan kita, masih
terhubung dengan manusia di bumi.
0 Komentar